Pro::BLOG

Seni, wacana, Sains

Foto Saya
Nama:
Lokasi: Yogyakarta, DIY, Indonesia

Jumat, 25 Desember 2009

Pointer


Pointer (variabel penunjuk) adalah suatu variabel yang berisi alamat memori dari suatu variabel lain.

Pointer merupakan variabel yang dapat digunakan untuk menunjuk nilai integer, character, float, atau double dan bahkan tipe-tipe data lain yang didukung oleh bahasa C.

Variabel biasa, sifatnya statis dan sudah pasti, sedangkan pada pointer sifatnya dinamis dan dapat lebih fleksibel.

Variabel pointer yang tidak menunjuk pada nilai apapun berarti memiliki nilai NULL.

Bentuk Umum :
tipe_data *nama_pointer; atau
tipe_data* nama_pointer;

Contoh :
int *nilai;
char *huruf;

Pendeklarasian variabel pointer menggunakan tanda * sebelum nama variabelnya
Untuk menampilkan nilai yang ditunjuk oleh suatu variabel pointer, juga digunakan operator * (tanda asterisk) yang disebut deferencing operator.
Untuk menampilkan alamat tempat penyimpanan nilai yang ditunjuk oleh suatu variabel pointer, digunakan operator & (tanda ampersand) yang disebut operator referensi.

int y = 5; /*deklarasi variabel y*/
int *yPtr; /*deklarasi variabel pointer yPtr*/
 
yPtr = &y; /*mengisi variabel pointer yPtr dengan alamat dari variabel y*/
#include
#include

int main()
{
int n=44;
cout<<"n = "< cout<<"Variabel n berada pada alamat &n = "<<&n< int* pn=&n;
cout<<“Alamat variabel pn= "< cout<<"Nilai dari varibel pointer pn= "<<*pn;
getch();
return 0;
}

Label:


see detail...

Struktur data 1


Fungsi/function adalah bagian dari program yang memiliki nama tertentu, digunakan untuk mengerjakan suatu pekerjaan tertentu, serta letaknya dipisahkan dari bagian program yang menggunakan fungsi tersebut.

Program besar dapat dipisah menjadi program-program kecil.
Dapat dikerjakan oleh beberapa orang sehingga koordinasi mudah.
Kemudahan dalam mencari kesalahan-kesalahan karena alur logika jelas dan kesalahan dapat dilokalisasi dalam suatu modul tertentu saja.

Modifikasi program dapat dilakukan pada suatu modul tertentu saja tanpa mengganggu program keseluruhan.
Mempermudah dokumentasi.
Reusability: Suatu fungsi dapat digunakan kembali oleh program atau fungsi lain.

1. Standard Library Function
Yaitu fungsi-fungsi yang telah disediakan oleh C++ dalam file-file header atau librarynya.
Misalnya: clrscr(), printf(), getch()
Untuk function ini kita harus mendeklarasikan terlebih dahulu library yang akan digunakan, yaitu #include
2. Programmer-Defined Function
Adalah function yang dibuat oleh programmer sendiri.

1. Function Void

Disebut void karena fungsi tersebut tidak mengembalikan suatu nilai keluaran yang didapat dari hasil proses fungsi tersebut.
Tidak adanya keyword return.
Tidak adanya tipe data di dalam deklarasi fungsi.
Menggunakan keyword void.
Tidak memiliki nilai kembalian fungsi.

1. Function Void
Contoh:

void tampilkan_jml(int a,int b)
{
int jml;
jml = a + b;
cout< }

2. Function Non Void

Disebut non-void karena mengembalikan nilai kembalian yang berasal dari keluaran hasil proses function tersebut.
Ada keyword return
Ada tipe data yang mengawali deklarasi fungsi
Tidak ada keyword void
Memiliki nilai kembalian

2. Function Non Void
Contoh:

int tampilkan_jml(int a,int b)
{
int jml;
jml = a + b;
return jml;
}

Sebuah fungsi bisa memiliki argumen yang bersifat opsional.
Argumen-argumen tersebut berfungsi sebagai parameter inputan yang berupa variabel-variabel bagi fungsi tersebut (bersifat lokal).
Argumen harus bertipe data tertentu.
Terdapat 2 jenis parameter:
1. Parameter formal: parameter yang ditulis pada deklarasi fungsi.
2. Parameter aktual: parameter yang diinputkan dalam program pemanggil fungsi tersebut. Dapat berupa variabel atau langsung berupa nilai tertentu sesuai dengan tipe data yang dideklarasikan untuk masing-masing parameter fungsi.

Nilai variabel di dalam fungsi tidak dapat mengubah nilai dalam function main
Sebuah function dapat meng-call function lain
Dua atau lebih function dapat saling call.

Pengiriman Parameter ke suatu Function secara nilai (By Value)
Yang dikirimkan ke fungsi adalah nilainya, bukan alamat memori letak dari datanya
Fungsi yang menerima kiriman nilai ini akan menyimpannya di alamat terpisah dari nilai aslinya yang digunakan oleh program yang memanggil fungsi tersebut
Karena itulah pengubahan nilai di dalam fungsi tidak akan berpengaruh pada nilai asli di program yang memanggil fungsi walaupun keduanya menggunakan nama variabel yang sama.
Pengiriman by value adalah pengiriman searah, dari program pemanggil fungsi ke fungsi yang dipanggilnya
Pengiriman by value dapat dilakukan untuk suatu statement(ex: 5*a+1), tidak hanya untuk suatu variabel, value, array atau konstanta saja.
Secara default, C++ menggunakan parameter by value untuk pembuatan fungsi-fungsinya.

#include
#include
int a=10;
void getglobal(){
cout<<"nilai a global = "<}
void fungsi_by_value(int a){
a=a*3;
cout<<"nilai a by value = "<}
int main(){
int a=5;
getglobal();
cout<<"nilai a main adalah "< fungsi_by_value(a);
cout<<"nilai a main setelah funsi dipanggil adalah "< getch();
return 0;
}

2. Pengiriman Parameter ke suatu Function secara Acuan (by Reference)
Yang dikirimkan adalah alamat memori letak dari nilai datanya, bukan nilai datanya
Fungsi yang menerima parameter ini akan menggunakan alamat yang sama dengan alamat nilai datanya
Karena itulah pengubahan nilai di fungsi akan mengubah juga nilai asli di program pemanggil fungsi tersebut
Pengiriman parameter by reference adalah pengiriman dua arah, yaitu dari program pemanggil fungsi ke fungsi dan sebaliknya dari fungsi ke program pemanggilnya
Pengiriman parameter by reference hanya bisa untuk variabel, konstanta atau elemen array saja.

#include
#include
int a=10;
void getglobal(){
cout<<"nilai a global = "<}
void fungsi_by_value(int *a){
*a=*a*3;
cout<<"nilai a by value = "<<*a<<" alamatnya "<<&a<}
int main(){
int a=5;
getglobal();
cout<<"nilai a main adalah "< fungsi_by_value(&a);
cout<<"nilai a main setelah funsi dipanggil adalah "< getch();
return 0;
}






Label:


see detail...

Kamis, 22 Januari 2009

Yahudi Sekarang Bukan Keturunan Abraham


Klaim kepemilikan atas tanah Palestina oleh bangsa Yahudi berdasarkan berita kitab suci Taurat dan Talmud adalah merupakan klaim sepihak dengan tidak melihat garis keturunan mereka. Bangsa Yahudi yang berdatangan dari negara-negara di Eropa Timur, Jerman, Belanda, Spanyol, Portugal, Timur Tengah dan Asia Tengah ke tanah Palestina setelah Perang Dunia II secara genealogi bukanlah keturunan Abraham atau Nabi Ibrahim As. yang mempunyai anak bernama Ishak As. dan kemudian mempunyai anak Yaqub As (Israil) yang menurunkan bangsa bani Israil (anak-anak Israil/Yaqub).

Hal tersebut dibuktikan oleh sebuah tim arkeologi Rusia yang pada tanggal 30 Juli 2005 melakukan penggalian arkeologi dari abad ke-11 dan 12 berupa bangunan pondok yang dibuat dari batu bata dibakar di Itil, kota Silk Road, yang dulunya merupakan ibu kota Khazar, dekat Astrakha sekitar 800 mil (1280 km) sebelah selatan Moscow, Khazar didirikan sebagai negara feodal pertama di Eropa timur.

Menurut e-mail Kevin Brook, seorang pengarang Amerika dengan buku berjudul “Yahudi dan Khazaria” yang melaporkan bahwa ia sudah mengikuti penggalian di kota Itil menggali selama bertahun-tahun, namun demikian penggalian itu tidak ada menemukan sedikitpun artefak-artefak Yahudi, "Sekarang aku yakin seperti juga seluruh tim arkeologis lainnya bahwa mereka sudah benar-benar menemukan kota yang sudah sangat lama hilang."

Dmitry Vasilyev, seorang pakar arkeologi Rusia yang juga professor dari Astrakhan State University, mengatakan bahwa dia sudah menemukan ibukota kerajaan Khazar yang hilang, sebuah negara kuat di abad pertengahan yang kekuasaannya meliputi pantai-pantai utara dari Laut Hitam hingga Asia Tengah dan para pemimpinnya mengadopsi Judaisme (agama Yahudi) sebagai agama negara. Bangsa Khazar adalah bangsa yang tangguh yang mengadopsi agama Judaisme (agama Yahudi) sebagai agama resmi negara lebih dari 1.000 tahun yang lalu, hanya untuk menghilangkan jejak kecil yang ditinggalkan oleh kebudayaannya.

Khazar adalah anak suku dari bangsa Turkic yang menjelajahi padang rumput dari China Utara ke Laut Hitam. Di antara abad ke-7 dan 10 mereka menaklukkan wilayah luas yang meliputi selatan Rusia dan Ukraine sekarang, termasuk pegunungan Caucasus hingga Asia Tengah sampai Laut Aral.

Dinasti dan kebangsawanan para Khazar itu yang kemudian dikonversi menjadi Judaisme di abad ke-8 atau 9. Vasilyev berkata jumlah yang terbatas dari artifak keagamaan Yahudi seperti mezuzas dan Bintang Daud yang ditemukan pada lokasi-lokasi Khazar yang lain membuktikan bahwa orang-orang Khazars pada umumnya atau rakyat jelatanya lebih menyukai kepercayaan-kepercayaan tradisional seperti shamanism, atau agama-agama yang baru diperkenalkan termasuk Islam.

Yevgeny Satanovsky, direktur Middle Eastern Institute (Institut Timur Tengah) di Moscow percaya bahwa kalangan elite dari kerajaan Khazar memilih Judaisme di luar kerangka politis - untuk tetap tidak terikat dengan negara Muslim dan Kristen yang menjadi tetangganya. Mereka memeluk Judaisme karena mereka ingin tetap netral, seperti Switzerland sekarang ini.

Secara khusus orang-orang Khazar menentang perpindahan bangsa Arab ke pegunungan Caucasus dan berperan sebagai penolong bagi bangsa Eropa atas desakan Muslim dari timur. Ia membandingkan peran bangsa Khazar di Eropa timur seperti para bangsawan Prancis yang mengalahkan tentara Arab di peperangan Tours di Prancis tahun 732.

Khazars berhasil membendung serbuan Arab, tapi kemudian dalam perluasan negara, Rusia berhasil menaklukkan kerajaan Khazar di akhir abad ke-10. Syair-syair kepahlawanan (epik) bangsa Rusia di abad pertengahan menyebutkan perihal perkelahian para pejuang Rusia dengan para "Raksasa Yahudi."

Dilihat dari segi etnik, Yahudi Ashkenazi adalah satu jalur keluarga yang dapat ditelusuri sampai kepada Bangsa Yahudi dari Eropa Tengah dan Timur. Untuk perkiraan kasar selama seribu tahun, Ashkenazim itu adalah sebuah populasi reproduktif yang diasingkan di Eropa, meskipun tinggal di banyak negara, dengan sedikit arus migrasi masuk dan keluar, konversi, atau perkawinan campuran dengan golongan lain, termasuk Yahudi yang lain. Pakar genetik manusia sudah mengenali variasi genetik di mana terdapat frekwensi yang tinggi di antara Yahudi Ashkenazi, tetapi bukan di dalam populasi orang Eropa pada umumnya.

Suatu studi oleh Mikhael Seldin, seorang pakar genetika dari Sekolah Kedokteran Davis, Universitas California, menemukan dengan jelas bahwa Yahudi Ashkenazi merupakan subgrup genetik homogen yang relatif. Yang menarik, dengan mengabaikan tempat dari asal-muasalnya, Yahudi Ashkenazi dapat dikelompokkan di dalam kelompok genetik yang sama - dengan mengabaikan apakah seorang nenek moyang Yahudi Ashkenazi datang dari Polandia, Rusia, Hungaria, Lituania, atau tempat lain di manapun dengan suatu populasi historis Yahudi, mereka termasuk ke dalam kelompok etnik yang sama.

Dari perkiraan 88 juta orang Yahudi yang tinggal di Eropa pada awal Perang Dunia II, mayoritas terdiri dari Yahudi Ashkenazi, sekitar 6 juta – atau lebih dari dua pertiga – yang secara sistematis dibunuh di dalam Holocaust. Ini termasuk 3 juta dari 3,3 juta Yahudi di Polandia (91%), 900.000 dari 11 juta Yahudi di Ukraine (82%) dan 50-90% dari Bangsa Yahudi di negara-negara Slavic lainnya, Jerman, Prancis, Hungaria, dan negara-negara Baltic. Komunitas Yahudi Sephardi (berasal dari Spanyol dan Portugal) menderita karena mengalami pemusnahan yang serupa di beberapa negara, termasuk Yunani, Belanda dan Yugoslavia. Banyak dari Yahudi Ashkenazi yang menyelamatkan diri dengan berpindah ke luar negeri seperti Israel (tanah Palestina), Australia, dan Amerika Serikat setelah peperangan.

Dewasa ini, Yahudi Ashkenazi melembagakan diri sebagai kelompok yang paling besar di antara Yahudi, tetapi merupakan minoritas kecil dari Yahudi Israel (lihat Demographics dari Israel). Bagaimanapun, mereka sudah memainkan suatu peran yang terkemuka di dalam ekonomi, media, dan politik di Israel karena perannya dalam pendirian negara Israel. Ketegangan-ketegangan kadang-kadang muncul di antara Yahudi yang tradisional dari Timur Tengah (Sephardim danMizrahim) dan kelompok Yahudi Ashkenazim dari Eropa yang mendirikan negara Israel. Kemudian imigran dari kelompok non ashkenazi yang datang belakangan kadang-kadang mengakui bahwa mereka mengalami diskriminasi di bidang pendidikan, kesempatan kerja atau penghasilan, perumahan dan di bidang-bidang lainnya.

Jadi para pendiri negara Israel sebagai negara Zionis yang modern bukanlah Semitic keturunan dari Abraham, Ishak dan Yakub akan tetapi adalah kelompok etnik dari Eropa bagian Timur yang mengkonversi diri mereka menjadi Judaisme di Abad Pertengahan. Mereka ini - yang terlibat dalam pembentukan negara Zionis Israel – ternyata tidak pernah tinggal di Palestina sebelum mereka datang di tahun 1947, jadi tidak berhak mengakui tanah Palestina sebagai warisan leluhurnya. Orang Arab Palestina, Yahudi dan orang-orang Kristen yang merupakan penduduk asli di Palestina telah hidup tenang bersama-sama untuk selama berabad-abad sebelum akhirnya bangsa Yahudi Ashkenazim dari Eropa mengambil alih Palestina atas mandat PBB di tahun 1947.



see detail...